BANTEN: Di tengah gubuk sederhana yang nyaris roboh di kawasan Kopo, Serang, seorang wanita paruh baya bernama Ibu Sati menatap langit dengan harap. Di hari ulang tahun Presiden Prabowo Subianto yang ke-74, ia menyampaikan doa terbaiknya—dari sebuah rumah yang sudah hampir tak layak dihuni.
Sudah lebih dari 23 tahun Ibu Sati tinggal di rumah berlantai tanah bersama anak perempuannya. Keterbatasan ekonomi membuat mereka tak mampu memperbaiki tempat tinggal yang kini lebih mirip gubuk daripada rumah.
Namun di balik kesederhanaannya, ia tetap menyimpan rasa syukur dan cinta kepada negeri ini.
Air matanya tak terbendung saat pengurus Forwatu Banten datang berkunjung usai salat Jumat. Mereka datang membawa kepedulian—memberikan santunan, sembako, dan sedikit penghiburan di tengah hidup yang berat.
Kunjungan itu dipimpin oleh Presidium Forwatu Banten, didampingi oleh Sekretaris, Bendahara Umum, Wakil Ketua Bidang Sosial Kemasyarakatan, Wakil Ketua Bidang Kerohanian dan Budaya, serta staf dari Bidang Data.
Mereka mengaku tergerak setelah melihat video viral yang memperlihatkan Ibu Sati sedang mengeringkan lantai rumah tanahnya dengan tangan sendiri.
> “Kami datang setelah menerima laporan dan melihat video yang menyentuh hati. Kondisi rumah Ibu Sati sangat memprihatinkan. Kami hanya bisa membawa sedikit bantuan, tapi harapan kami, dengan menyampaikan kisah ini ke publik, akan banyak donatur yang tergerak membantu,”
ujar Arwan, Presidium Forwatu Banten.
Arwan menambahkan, kunjungan kali ini bertepatan dengan hari ulang tahun Presiden Prabowo Subianto.
> “Kami turut mendoakan agar Bapak Presiden senantiasa diberi kesehatan, panjang umur, dan menjadi pemimpin yang amanah. Siapa tahu, dengan izin Allah, video ini sampai ke tangan beliau dan menjadi jalan kebaikan bagi Ibu Sati,” lanjutnya.
Sementara itu, Gatot Supriono, Wakil Ketua Bidang Sosial Kemasyarakatan Forwatu Banten, menegaskan bahwa kegiatan sosial seperti ini akan terus dilakukan.
> “Video dan laporan tentang kondisi rumah Ibu Sati kami terima semalam. Tanpa menunggu lama, hari ini kami langsung turun menyalurkan sedikit rezeki yang kami punya. Semoga langkah kecil ini diridai Allah SWT, dan rumah Ibu Sati bisa segera dibangun lewat tangan-tangan dermawan,”
tuturnya penuh harap.
Di akhir kunjungan, Ibu Sati menutup pertemuan dengan doa yang sederhana namun penuh makna. Dengan suara bergetar ia berkata,
> “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Saya, Sati, mengucapkan selamat ulang tahun untuk Bapak Prabowo Subianto.
Semoga sehat selalu, panjang umur, dan selalu dalam lindungan Allah.
Terima kasih... Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.”
Air matanya menetes pelan. Dalam kesederhanaannya, terselip doa tulus seorang rakyat kecil—yang berharap bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk pemimpin yang dicintainya.i(Ipan)
