
Serang – Pasca investigasi Forum Warga Bersatu Banten (Forwatu) Banten ke Perumahan Citra Swarna Tembong City, borok manajemen pengembang makin terkuak. Aduan deras mengalir ke akun resmi Humas Forwatu Banten dan akun Gema. Dari gaji karyawan yang tidak dibayar, hingga konsumen yang sudah lebih dari setahun mencicil tanpa kejelasan pembangunan, semuanya tumpah ruah di ruang publik.
Seorang mantan sales dengan akun TikTok @azaliacantiksyg mengaku tidak menerima gaji bulan April, bahkan rekan-rekannya sesama karyawan pun mengalami hal serupa.
> “Bukan saya saja, tapi banyak teman yang belum dibayarkan. Dari awal kerja gaji sering telat sampai 1-2 minggu, puncaknya bulan April kami semua keluar karena manajemennya kacau dan tidak ada kontrak kerja,” tegasnya.
Keluhan juga datang dari konsumen. Akun @abdulrohman_gojek menyuarakan keresahan di kolom komentar unggahan Forwatu:
> “Saya sudah hampir 1 tahun nyicil tanah, tapi tidak ada perkembangan pembangunan. Bahkan tidak ada pihak manajemen yang memberi informasi resmi. Kapan aksi massa dilakukan, min?”
Presidium Forwatu Banten, Arwan, S.Pd., M.Si., menegaskan bahwa dugaan pelanggaran manajemen Tembong City sudah masuk tahap serius.
> “Kami menerima ratusan aduan. Ini jelas bukan sekadar keterlambatan, tapi sudah masuk ranah dugaan wanprestasi, pelanggaran UU Perlindungan Konsumen, bahkan indikasi pelanggaran UU Ketenagakerjaan karena ada karyawan yang gajinya tidak dibayar. Jika pihak manajemen terus bersembunyi, Forwatu akan menurunkan ribuan massa dan menempuh jalur hukum. Jangan main-main dengan rakyat!” ujarnya dengan nada geram.
Kini bola panas ada di tangan manajemen Citra Swarna Tembong City. Konsumen dan mantan karyawan sudah bersuara lantang. Forwatu Banten pun siap mengguncang dengan kekuatan massa. Publik menunggu, apakah pengembang berani bertanggung jawab atau memilih terus bermain-main di atas penderitaan orang banyak.(Ifan)